Dihari saat senja memeluk erat mentari dalam pembaringannya, ku duduk
memandang tirai hujan yang jatuh dari langit. Ternyata saat itu bukan
hanya bumi yang basah, tapi pipi ini juga. Mata ini telah bercerita
segalanya, tetang duka lara yang bisa saja tak aku ungkapkan. Aku tahu,
saat tak ada bahumu sebagai tempatku berteduh, bukan berarti ragamu meninggalkanku
sendiri bersama tudung kesedihan. Bukan, bukan begitu. Sebenarnya aku
tak perlu bahu untuk merebahkan seluruh sesak kenangan yang memenuhi
dadaku. Karna kamu, tak pernah henti mengirimkan do’a demi kebaikan dan
kebahagiaanku tanpa kau pinta.
Hidup boleh berselimut senyum, ber-isi-kan duka. Jangan terbalik, agar dalam keadaan berduka-pun kita masih memacarkan senyum untuk semua orang.
Sudah,
sudah, ku usap air mata ini. Jika bukan kamu yang pergi atas mau
sendiri, kelak Tuhan pula lah yang akan memintamu pergi dariku jika kita
memang tak diperuntukkan untuk bersama.
Sebenarnya ingin
sekali aku mengajukan proposal kepada Tuhan, untuk memintamu agar kau
tak disandingkan dengan yang lain kecuali denganku. Namun kita tak
pernah Tau segala rencana baik Yang telah Ia siapkan. Mungkin saja saat
aku memintamu kala itu, tanpa sengaja aku telah menolak INSAN yang lebih
baik darimu yang sebenarnya telah digariskan-NYA untukku. Karena itu
mulailah hatiku ini Ikhlas hanya menunggu pilihan-Nya.
Tak
perlu ku terisak dihadapanmu untuk membuktikan perasaanku. Cukuplah
dalam diam ku, dalam do’a setiap sujudku. Aku bisikkan kepada Tuhan
bahwa aku mencintaimu. Biarkanlah Tuhan yang mempertimbangkan, pantaskah
aku untukmu, pantaskah kamu untukku. Jika kita sama-sama mampu merebut
ridho-Nya, jangan pernah takut tak bersama. Setidaknya jika kita tak
bersama, kita akan dipertemukan dengan seseorang yang telah
dipilihkan-Nya. Anggaplah aku, sebagai salah satu materi dalam setumpuk
Bab perencanaan Tuhan yang akan mengajarimu ke-Ikhlas-an. Ikhlas dalam
merelakan suatu hal yang belum pasti menjadi milikmu.
Mari ku
ajari kamu memperhatikan cara Allah bekerja menyembuhkan hati yang lara.
Dibuatlah mereka kembali berbunga-bunga melalui perantaranya. Maka
mengapa tak kau bawa saja luka mu itu untuk disembuhkan-Nya?
Jangan
khawatir hidupku tak akan bahagia bila tak bersamamu. Karena kelak akan
ada sosok yang terus mendoakanmu agar setia kepada-Nya dalam diam tutur
katanya Celotehku Hari Ini Part 7.
* Jangan Meninggalkan Link Aktif
* Silahkan berkomentar dengan Kata Sopan Dan Ber-Etika.
* Terima kasih telah singgah di blog ini.
* Oke jangan pernah bosen singgah di sini :D
EmoticonEmoticon