Hidup Sebagai Tugas

Wibi Alwi Surya Kuncoro 02.29.00
Hidup Sebagai Tugas-Bila kita mengam-amati sedikit saja pada diri kita sendiri, dapatlah kita berkesimpulan bahwa fenomena (gejala) manusia sungguh kompleks, banyak seluk beluknya. Jika kita amat-amati lebih lanjut kita juga menemukan kenyataan bahwa di dalam kompleksitas tersebut terdapat kesatuan. Kesatuan tersebut selalu hadir dalam moment-moment eksistensi manusia yang membualkan kompleksitas tersebut. Kehadiran kesatuan tersebut penuh dalam perbuatan manusiawi atau insani (actus humanus, human act), yang berarti perbuatan yang diselenggarakan dengan pengetahuan, kesadaran, kemerdekaan, kehendak, kesukarelaan, dan tidak atau kurang penuh dalam perbuatan manusia (actus hominis, an act of a man), yakni perbuatan yang tidak atau kurang disukai dan atau tidak atau kurang sukarela.

Eksistensi manusia sesungguhnya dapat dikatakan kesatuan dalam diversitas dalam kesatuan. Tetapi hendaknya jangan disangka bahwa hal tersebut berjalan tanpa gangguan. Gangguan akan terjadi, Misalnya, dalam salah keseimbangan dalam menemukan proporsi yang semestinya, atau karena adanya nilai-nilai yang hierarkis salah letak dalam praktek hidup.

Agaknya dalam pengertian ini pula kalau terdapat filsuf (misalnya Niezche dan M. Heidegger) yang berkata bahwa manusia oleh karena itu harus memanusiakan dirinya, manusia harus memperjuangkan eksistensinya, manusia masih harus menyelesaikan diri.

Berlainan dengan binatang yang umweltgebunden, terkait pada Umwelt-nya, lingkunganya, dan tidak mampu mengambil distansi, maka manusia yang merupakan Magelwesen, ein niht festgestelltes Tier, berciri terbuka terhadap dunia, weltoffen (Arnold Gehlen). Oleh karena itu pulalah dapat dikatakan bahwa eksistensi manusia mengandung resiko tenggelam.

Manusia senantiasa menghadapi bahaya ketengelamanya. Ketengelaman misalnya diambil oleh orang yang tidak lagi otentik (misalnya hidup yang sekedar mengikuti arus, membiarkan orang lain berfikir untuknya dan tidak berfikir sendiri, dan sebagainya), yang tidak lagi memegang otonominya, dan yang diperbudak oleh dorongan-dorongan tertentu. Manusia menjadi otomat.

Cukup sekian postingan Hidup Sebagai Tugas dari saya, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, baca juga Perbedaan Manusia Dari Makhluk Infrahuman. Semoga bermanfaat

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

* Jangan Meninggalkan Link Aktif
* Silahkan berkomentar dengan Kata Sopan Dan Ber-Etika.
* Terima kasih telah singgah di blog ini.
* Oke jangan pernah bosen singgah di sini :D
EmoticonEmoticon