Perbedaan Manusia Dari Makhluk Infrahuman-Secara Fundamental manusia mempunyai banyak kebutuhan, maka juga dorongan. Ada kebutuhan material, biologis, hewani, rasional. Berbagi kebutuhan tersebut dituntut oleh berbagai kodratnya. Tetapi hal yang sesungguhnya membuat manusia berbeda dari semua mahkluk di dunia ini adalah inteleknya, akal budinya. Realitas intelek merupakan hal yang sangat penting dan sangat menentukan.
Para ilmuan yang berpendapat bahwa semesta ini terjadi dengan kebetulan (karena toeval, chance) menjadi tercenung dan terpaksa harus merombak seluruh pemikiran mereka setelah menemukan aktivitas serebral (aktivitas entelktual) dalam penelitian mereka.
Memang pada moment-moment tertentu manusia menunjukan kemiripan dengan binatang dan makhluk-makhluk infrahuman lainnya, tetapi sesunguhnya tidaklah sama. Manusia memang mempunyai aspek hewani tetapi manusia adalah insan pertama-tama berkat inteleknya, rohaninya.
Jadi perbedaan tersebut paa instansi terakhirnya terletak pada kenyataan bahwa manusia sadar, manusia mampu mengerti, maka dapat memegang dirinya sendiri, mampu menentukan dirinya sendiri dengan otonomi. Tidak demikiaanlah keadaannya dengan makhluk infrahuman.
Intelek merupakan syarat yang mutlak untuk bahagia, karena manusia hanya senang kalau ia mengerti kesenangan, seseorang hanya memiliki sesuatu jika ia dapat mengerti. Tanpa pengertian, tidak ada kepunyaan (milik) yang formalbagi manusia. Selanjutnya tanpa pengertian, misalnya lagi, tidak mungkin ada kesusilaan, kemerdekaan, transendensi, otonomi atau kemandirian rohani.
Kepentingan pengertian dapat juga dikatakan sebagai berikut :
Manusia adalah realitas rohani jasmani dalam satu kesatuan substansial, tetapi rohanilah yang merupakann dasar dan intinya, sumber segala kegiatan dan prinsip hidup. Sehingga kurang berfikir bearti lebih tenggelam dalam kebendaan, dalam kejasmaniaan. Dan berfikir dengan lebih dalam bearti mengalami diri kita sendiri sebagai transenden, sebagai mengatasi dunia material, sebagai rohani, sebagai kemungkinan luar bisa dan bukan benda.
Para ilmuan yang berpendapat bahwa semesta ini terjadi dengan kebetulan (karena toeval, chance) menjadi tercenung dan terpaksa harus merombak seluruh pemikiran mereka setelah menemukan aktivitas serebral (aktivitas entelktual) dalam penelitian mereka.
Memang pada moment-moment tertentu manusia menunjukan kemiripan dengan binatang dan makhluk-makhluk infrahuman lainnya, tetapi sesunguhnya tidaklah sama. Manusia memang mempunyai aspek hewani tetapi manusia adalah insan pertama-tama berkat inteleknya, rohaninya.
Jadi perbedaan tersebut paa instansi terakhirnya terletak pada kenyataan bahwa manusia sadar, manusia mampu mengerti, maka dapat memegang dirinya sendiri, mampu menentukan dirinya sendiri dengan otonomi. Tidak demikiaanlah keadaannya dengan makhluk infrahuman.
Intelek merupakan syarat yang mutlak untuk bahagia, karena manusia hanya senang kalau ia mengerti kesenangan, seseorang hanya memiliki sesuatu jika ia dapat mengerti. Tanpa pengertian, tidak ada kepunyaan (milik) yang formalbagi manusia. Selanjutnya tanpa pengertian, misalnya lagi, tidak mungkin ada kesusilaan, kemerdekaan, transendensi, otonomi atau kemandirian rohani.
Kepentingan pengertian dapat juga dikatakan sebagai berikut :
Manusia adalah realitas rohani jasmani dalam satu kesatuan substansial, tetapi rohanilah yang merupakann dasar dan intinya, sumber segala kegiatan dan prinsip hidup. Sehingga kurang berfikir bearti lebih tenggelam dalam kebendaan, dalam kejasmaniaan. Dan berfikir dengan lebih dalam bearti mengalami diri kita sendiri sebagai transenden, sebagai mengatasi dunia material, sebagai rohani, sebagai kemungkinan luar bisa dan bukan benda.
* Jangan Meninggalkan Link Aktif
* Silahkan berkomentar dengan Kata Sopan Dan Ber-Etika.
* Terima kasih telah singgah di blog ini.
* Oke jangan pernah bosen singgah di sini :D
EmoticonEmoticon